TAHAP ANALISIS DAN TAHAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

I. Tahap Analisis

1. Identifkasi masalah

Tes IQ banyak digunakan oleh berbagai kalangan, misalnya pihak sekolah di SMA dalam menentukan jurusan. Hal ini dilakukan karena kemampuan IQ siswa berbeda-beda pada tingkatannya. Tes IQ yang biasa dilakukan adalah secara manual yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengetahui hasil IQ. Selain itu banyak peserta tes sulit memahami untuk menghitung hasil tes IQ karena cukup rumit.

2. Analisis masalah

Guru-guru mendapat kesulitan dalam pemilihan jurusan sesuai kemampuan siswa. Guru hanya cenderung melihat siswa dari kesehariannya saja sehingga dalam pemilihan jurusannya terkadang kurang tepat, akibatnya sering terjadi siswa salah piih jurusan sesuai dengan keinginannya dan IQ nya. Oleh karena itu, dengan semakin berkembangnya teknologi maka mitra ingin megembangkan metode pemilihan jurusan berbasis komputer yang diuji berdasarkan tes IQ mereka dan bagaimana merancang sebuah sistem aplikasi yang memindahkan tes IQ secara manual ke dalam sistem digital atau berbasis komputer.

3. Analisis kebutuhan

  • Data : Pertanyaan-pertanyaan dari beberapa literatur untuk dijadikan soal dalam latihan tes IQ.
  • Fungsional : Ada jurusan yang disarankan, ada nilai IQ , ada keterangan normal atau tingginya IQ untuk user sesuai data yang dimasukan.
  • Non-fungsional : Sistem hanya dapat digunkan dikomputer saja, sistem tidak menyediakan pilihan tanggal regristrsi, tidak meyediakan pilihan kelas, soal tidak diacak sehingga user bisa bertukar jawaban

II. Tahap Peracangan

1. struktur Navigasi

Struktur navigasi yang digunakan adalah struktur navigasi Campuran, merupakan gabungan dari struktur sebelumnya dan disebut juga struktur navigasi bebas. Struktur ini gunakan paling banyak dalam aplikasi multimedia.

2. Interface

Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program. Perancangan antar muka merupakan tahap akhir dari perancangan sistem, yaitu merancang form dan menu yang ada pada program serta menghubungkannya ke tabel database sehingga program data berjalan dengan baik. Teknik yang digunakan dalam interface tersebut adalah linguistic style. Linguistic Style adalah penyampaian aksi melalui bahasa yang dimengerti oleh computer, ciri-ciri teknik ini adalah: Masukan aksi melalui papan ketik alphabet yang ditulis atau diketik dan Bahasa yang dimengerti oleh computer merupakan bagian kecil dari Bahasa manusia. Setelah melihat ciri-ciri diatas menurut kelompok kami teknik interface yg digunakan adalah linguistic style.

Analisis Jurnal Sistem Informasi Psikolog

Penulis : Ahyuma & Irmawati
Tahun : 2016
Judul : Perancangan aplikasi tes iq siswa untuk peetimbangan pemilihan jurusan dengan metode forward chaining
Jurnal : Citec Journal
Vol/hal :3

Analisis Jurnal Sistem Informasi Psikologi

1. Pendahuluan

Intelegensi merupukan salah satu modal penting untuk meraih kesuksesan, sedangkan tes intelegnsi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
Tes IQ banyak digunakan oleh berbagai kalangan, misalnya pihan sekolah di SMA dalam menentukan jurusan. Hal ini dilakukan karena kemampuan Iq siswa berbeda – beda pada tingkatannya.

2. konsep jenis tes IQ

a. Berdasarkan kelompok :

  • Tes informasi
  • Tes pengertian
  • Tes hitungan
  • Tes kemiripan
  • Tes rentang angka
  • Perbendaharaan kata

b. Berdasarkan sifaf pertanyaan

  • Tes dengan pertanyaan terbuka kemungkinan jawaban lebih dari satu.
  • Tes dengan pertanyaan tertutup, jawaban terbatas

c. Perbedaan IQ dan TPA

  • IQ : pemeriksaan psikologi yang tujuannya hanya mengukur tingkat kecerdasan dan mengetahui pada tingkat mana seseorang, apakah suoerior, cerdas atau biasa saja.
  • TPA : adalah untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseoranf dibidang akademis.

Saat ini TPA telah menjadi standar penyaringan CPNS, karyawan swasta dan karyawan BUMN.

3. Unified Modeling Language (UML)

Menurut prabowo pudjo widodo dan herlawati (2011 : 6) UML adalah sebuab bahasa untuk mmenentukan visualisasi, konstruksi dan mengodumentasikan artifact ( bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak. Artifact dapat berubah model, deskripsi atau perangkat lunak).

a. Bagian UML :

  • View : untuk melihat sistem yang dimodelkan dari beberapa aspek yang berbeda.
  • Use case view : fungsional sistem yang seharusnya dilakukan sesuai yang diinginkan external aktor.
  • Logical view : fungsional dari ssistem struktur statis dan kelaborasi dinamjs yang terjadj ketika objek mengirim pesan ke objek lain dalam suatu fungsi tertentu.
  • Component view : mendeskripsikan implementasi dan ketergantungan modul.
  • Conxurrecy view : mendeskeipsikan fisik dari sistem seperti komputer dan bagaimana hubungan dengan lainnya.
  • Diagram : grafik yang menunjukan simbol elmen model yang disusun untuk mengilustrasikan bagian atau aspek tertentu dari sistem.

b. Metode

Alur penelitian :

Mengumpulkan soal ipa dan ips dari sekolah → memilih soal yang akan dijadikan tes → pembuatan aplikasi tes IQ → uji coba aplikasi pada sekolah → penentuan hasil jurusan.

Alur penelitian diatas menggunakan metode forward chaining adalah metode pencriann atau teknik pelacakan ke depan adalah data-driven yang dimulai dengan informasi yang ada dan penggabungan rule untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan.

Analisa sistem yang diajukan :

Analisa disini seorang siswa melakukan secara komputerisasi. Cara dengan regristasi sebagai peserta setelah itu siswa login dan memulai tes secara online.

c. Hasil dan pembahasan

1) Hasil input dan output

  • Login administrator: Digunakan untuk login admin agar dapat mengakses soal – soal dan hasil tes.
  • Regristasi siswa: Digunakan untuk meregristasi data dari soswa yang akan ujian sebelum memulai tes.
  • Form tes: Berupa tes tes yang akan diujikan dimana nantinya akan mengasah kemampuan siswa.

2) Evaluasi terhadap aplikasi IQ yang telah terbangun dalam penelitian

a) Aspek pengujian

Pengujian ini meliputi white box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan. Menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian ( febriyanno suryana : 2011 )

b) Mekanisme uji coba

Menggunaka. Lengkah – langkah dari teknik pengujian basis path sebagai berikut :

  • Buat flowcart ke flowgraph
  • Transformasi flowcart ke flowgraph
  • Tentukan cyclomatic complexity (CC), Region (R) dan independent path (IP) dari flowcart ke flowgraph
  • Akan disimpulkan bahwa modul sudah aman dari kesalahan logika jika nilai CC = R = IP

Dengan menggunakan metode pengujian white box perakayasa sistem dapat melakukan test case yang dapat:

  • Memberikan jaminan jalur Independent pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali.
  • Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false.
  • Mengeksekusi semua loop pada batasan masalah dan operasional masalah.
  • Menggunakan struktur data internet untuk menjamin validitasnya.

c) Skenario uji coba

Jika hasil CC, IP dan R = bernilai sama berati pengujian sistem sudah benar dengan alur logika.

d) Hasil uji coba

Kesimpulan dari rekapitulasi penghitungan diatas didapat jumlah CC = 11, R = 11 dan IP = 11. Karena jumlah tiga parameter ini sama.

4.  Kelebihan

  1. Memudahkan siswa untuk memilih jurusan yang akan ia pilih nantinya
  2. Lebih menghemat waktu karena dilakukan dengan cara kelompok bukan individual.

5. KEKURANGAN

  1. Terlihat rumit karena menggunakan metode forward chaining.
  2. Sewaktu-waktu jaringan internet bisa jadi bermasalah dan bisa saja terjadi error pada system.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyuna & Irmawati. (2016). Perancangan Aplikasi Tes IQ Siswa untuk Pertimbangan Pemilihan Jurusan dengan Metode Forward Chaining. Citec Journal. 3(2). 102-112.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEST IQ MANUAL & BERBASIS KOMPUTER

Tes intelegensi atau tes IQ adalah suatu kegiatan pengukuran atau penilaian melalui upaya yang sistematik untuk mengungkap aspek-aspek psikologi tertentu dari individu. Tes intelegensi sering digunakan berbagai kalangan seperti di sekolah dalam menentukan jurusan atau di perkantoran dalam seleksi pegawai. Tes intelegensi ini dapat dilakukan secara manual dan komputer .
Berikut ini adalah penjelasan mengenai tes IQ manual dan tes IQ berbasis komputer:

a. Tes IQ yang biasa dilakukan adalah secara manual. Tes ini biasanya dilakukan secara individu atau kelompok. Peserta diminta menjawab pertanyaan terbuka atau tertutup. Setelah tes selesai kemudian tester melakukan scoring. Pada tahap scoring ini tester membutuhkan waktu lama, karena tester harus memeriksa satu per satu jawaban yang dijawab testee. Setelah dilakukan scoring dilakukan interpretasi oleh psikolog.

  • Kelebihan dari tes IQ manual, akan lebih banyak orang mengerti
    dengan instruksi karena disampaikan secara langsung dan dapat
    bertanya jika belum mengerti.
  • Kelemahannya adalah membutukan waktu yang lama untuk
    mengerjakan test IQ tersebut, membuat testee bosan dengan test
    tersebut Karena soal yang terlalu banyak.

b. Tes IQ yang dilakukan melalui komputer dapat memudahkan testee dalam
pengisian tes, karena testee tidak diharuskan membawa alat tulis. Testee
diminta untuk mengerjaan pertanyaan terbuka atau tertutup melalui sebuah
aplikasi di komputer. Setelah testee menjawab semua pertanyaan yang ada,
barulah tester mulai melakukan scoring melalui computer pula. Pengerjaan
dan proses scoring sangatlah mudah, hanya dengan beberapa klik saja sudah
mendapatkan hasil. Tes IQ melalui komputer sudah terprogram dengan baik
dan meminimalisir kesalahan saat mengerjakan tes IQ.

  • Kelebihannya dari test IQ berbasis komputer tidak membutuhkan
    waktu yang lama untuk mendapatkan hasil scoring dan testee tidak
    perlu menyiapkan alat tulis.
  • Kelemahannya adalah tidak semua orang mengerti dengan instruksi
    test IQ berbasis computer karena tidak dijelaskan secara langsung dan
    tidak ada pertanyaan jika testee belum mengerti.

Teknik-teknik Behavior Therapy dan Kelebihan & Kelemahan Behavior Therapy

Teknik-Teknik Behavior Therapy

 

Lesmana (dalam Lubis, 2011) membagi teknik terapi behavioristik dalam dua bagian, yaitu teknik-teknik tingkah laku umum dan teknik-teknik spesifik. Uraiannya adalah sebagai berikut:

 

  1. Teknik-teknik Tingkah Laku Umum

Teknik ini terdiri dari beberapa bentuk, di antaranya adalah:

  1. Skedul penguatan adalah suatu teknik pemberian penguatan pada klien ketika tingkah laku yang baru selesai dipelajari dimunculkan oleh klien. Penguatan harus dilakukan terus-menerus sampai tingkah laku tersebut terbentuk dalam diri klien. Setelah terbentuk, frekuensi penguatan dapat dikurangi atau dilakukan pada saat-saat tertentu saja (tidak setiap kali perilaku baru dilakukan). Istilah ini sering disebut sebagai penguatan intermiten. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan tingkah laku baru yang telah terbentuk. Misalnya, klien yang mengalami kesulitan membaca akan diberikan pujian secara terus-menerus bila berhasil membaca. Tetapi setelah ia dapat membaca, pemberian pujian harus dikurangi.
  2. Shaping adalah teknik terapi yang dilakukan dengan mempelajari tingkah laku baru secara bertahap. Terapis dapat membagi-bagi tingkah laku yang ingin dicapai dalam beberapa unit, kemudian mempelajarinya dalam unit-unit kecil.
  3. Ekstingsi adalah teknik terapi berupa penghapusan penguatan agar tingkah laku maladaptif tidak berulang. Ini didasarkan pada pandangan bahwa individu tidak akan bersedia melakukan sesuatu apabila tidak mendapatkan keuntungan. Misalnya, seorang anak yang selalu menangis untuk mendapatkan yang diinginkannya. Terapis akan bertindak tidak memberi perhatian sehingga anak tersebut tidak akan menggunakan cara yang sama lagi untuk mendapatkan keinginannya.

2. teknik-teknik spesifik

Teknik-teknik spesifik ini meliputi:

  1. Desentisasi Sistematik. Teknik ini adalah teknik yang paling sering digunakan. Teknik ini diarahkan kepada klien untuk menampilkan respons yang tidak konsisten dengan kecemasan. Desentisasi sistematik melibatkan teknik relaksasi di mana klien diminta untuk menggambarkan situasi yang paling menimbulkan kecemasan sampai titik di mana klien tidak merasa cemas. Selama relaksasi, klien diminta untuk rileks secara fisik dan mental. Teknik ini cocok untuk menangani kasus fobia, ketakutan menghadapi ujian, ketakutan secara umum, kecemasan neurotik, impotensi, dan frigiditas seksual. Selanjutnya, Wolpe (dalam Lubis, 2011) menyimpulkan bahwa ada tiga penyebab teknik desentisasi sistematik mengalami kegagalan, yaitu: (a) Klien mengalami kesulitan dalam relaksasi yang disebabkan karena komunikasi terapis dan klien yang tidak efektif atau karena hambatan ekstrem yang dialami klien.(b) Tingkatan yang menyesatkan atau tidak relevan, hal ini kemungkinan disebabkan karena penanganan tingkatan yang keliru.(c) Klien tidak mampu membayangkan.
  2. Pelatihan Asertivitas.Teknik ini mengajarkan klien untuk membedakan tingkah laku agresif, pasif, dan asertif. Prosedur yang digunakan adalah permainan peran (role playing). Teknik ini dapat membantu klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan atau menegaskan diri di hadapan orang lain. Pelatihan asertif biasanya digunakan untuk kriteria klien sebagai berikut: (a) Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung. (b) Menunjukkan kesopanan secara berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya. (c) Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak. (d) Mengalami kesulitan mengungkapkan afeksi dan respons positif lainnya. (e)  Merasa tidak memiliki hak untuk memiliki perasaan dan pikiran sendiri. Melalui teknik permainan peran, terapis akan memperlihatkan bagaimana kelemahan klien dalam situasi nyata. Kemudian klien akan diajarkan dan diberi penguatan untuk berani menegaskan diri di hadapan orang lain.
  3. Time-Out. Merupakan teknik aversif yang sangat ringan. Apabila tingkah laku yang tidak diharapkan muncul, maka klien akan dipisahkan dari reinforcement positif. Time-out akan lebih efektif bila dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Misalnya lima menit. Contoh kasus: seorang anak yang senang memukul adiknya akan dimasukkan dalam kamar gelap selama lima menit bila terlihat melakukan tindakan tersebut, karena takut akan dimasukkan ke kamar gelap kembali, biasanya anak akan menghentikan tindakan yang salah tersebut.
  4. Implosion dan Flooding. Teknik implosion mengarahkan klien untuk membayangkan situasi stimulus yang mengancam secara berulang-ulang, karena dilakukan terus-menerus sementara konsekuensi yang menakutkan tidak terjadi, maka diharapkan kecemasan klien akan tereduksi atau terhapus. Menurut Stampfl (dalam Lubis, 2011). Terapi implosion adalah teknik yang menantang pasien untuk “menatap mimpi-mimpi buruknya.” Ia menambahkan bahwa teknik implosion sangat bagus digunakan untuk pasien gangguan jiwa yang berada di rumah sakit, klien neurotik, klien psikotik, dan fobia. Sementara itu menurut Corey (dalam Lubis, 2011) flooding merupakan teknik di mana terjadi pemunculan stimulus yang menghasilkan kecemasan secara berulang-ulang tanpa pemberian reinforcement. Klien akan membayangkan situasi dan terapis berusaha mempertahankan kecemasan klien tersebut.Flooding bersifat lebih ringan karena situasi yang menimbulkan kecemasan tidak menyebabkan konsekuensi yang parah.

Selain teknik-teknik yang telah dikemukakan di atas, Corey (dalam Lubis, 2011) menambahkan beberapa teknik yang juga diterapkan dalam terapi behavioristik. Diantaranya, adalah:

  1. Reinforcement positif. Adalah teknik yang digunakan melalui pemberian ganjaran segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Contoh: senyuman, persetujuan, pujian, bintang emas, medali, uang, dan hadiah lainnya. Pemberian reinforcement positif dilakukan agar klien dapat mempertahankan tingkah laku baru yang telah terbentuk.
  2. Modelling. Dalam teknik ini, klien dapat mengamati seseorang yang dijadikan modelnya untuk berperilaku kemudian diperkuat dengan mencontoh tingkah laku sang model. Dalam hal ini, terapis dapat bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh klien .
  3. Token Economy. Teknik ini dapat diberikan apabila persetujuan dan penguatan lainnya tidak memberikan kemajuan pada tingkah laku klien. Metode ini menekankan penguatan yang dapat dilihat dan disentuh oleh klien (misalnya kepingan logam) yang dapat ditukar oleh klien dengan objek atau hak istimewa yang diinginkannya. Token economy dapat dijadikan pemikat oleh klien untuk mencapai sesuatu. Misalnya, pada anak pemalas, bila ia bersedia untuk menyapu rumahnya, ia akan diberi satu logam. Bila berhasil mengumpulkan 10 logam, anak tersebut akan dibelikan sepeda.

TEKNIK YANG PALING SAYA SUKA

Modelling : Karena dalam teknik modelling klien dapat sesorang yang menjadi model untuk berperilaku, kemudian klien diminta untuk mencontoh perilaku sang model, dalam hal ini terapis juga dapat menjadi model yang akan ditiru, menurut saya teknik seperti ini sangat mudah untuk dilakukan dan sangat mudah dipahami oleh klien.

Kelebihan dan Kelemahan Behavior Therapy

Kelebihannya, yaitu:

  • Ada hasil konkrit / nyata yang didapat (yaitu perubahan perilaku). Jika client centered therapy, humanistik, dll lebih bersifat abstrak dan menakankan pada insight yang diperoleh klien.
  • Pembuatan tujuan  terapi antara terapis dan klien di awal  sesi terapi dan hal itu dijadikan acuan keberhasilan proses terapi.
  • Memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui.
  • Waktu konseling relatif singkat.
  • Kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.

Kelemahannya, yaitu:

  • Behavior therapy dapat mengubah perilaku, tetapi tidak mengubah perasaan.
  • Behavior therapy mengabaikan faktor-faktor penting dalam hubungan terapi.
  • Behavior therapy tidak menimbulkan insight.
  • Behavior therapy lebih mementingkan memperlakukan simtom-simtomya daripada penyebab.
  • Behavior therapy meliputi kontrol dan manipulasi oleh terapis.

Daftar Pustaka :
Lubis, Lumongga Namora. (2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Teknik-teknik Terapi Humanistik

Teknik utama eksistensial humanistik pada dasarnya adalah penggunaan pribadi konselor dan hubungan konselor-konseli sebagai kondisi perubahan. Namun eksistensial humanistik juga merekomendasikan beberapa teknik (pendekatan) khusus seperti menghayati keberadaan dunia obyektif dan subyektif klien, pengalaman pertumbuhan simbolik (suatu bentuk interpretasi dan pengakuan dasar tentang dimensi-dimensi simbolik dari pengalaman yang mengarahkan pada kesadaran yang lebih tinggi, pengungkapan makna, dan pertumbuhan pribadi).
Teknik dalam terapi ini antara lain:

  • Penerimaan
  • Rasa hormat
  • Pemahaman
  • Menentramkan hati
  • Pertanyaan terbatas
  • Memantulkan pertanyaan dan perasaan

teknik yang paling saya suka adalah penerimaan. karena saat klien sudah dapat menerima semua masalah atau keluhan dengat baik dia dapat menangani masalahnya dengan lebih mudah.

Daftar Pustaka:

Corey, Gerald. (1995). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung : PT. Eresku.
Modul Bimbingan dan Konseling – PLPG Kuota. (2008). Surabaya: Unesa.

Kelebihan dan Kekurangan Terapi Humanistik

      Pendekatan eksistensial-humanistik pada hakikatnya mempercayai bahwa individu memiliki potensi untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Pendekatan ini sangat menekankan tentang kebebasan yang bertanggung jawab. Jadi individu diberikan kebebasan seluas-luasnya dalam melakukan tindakan, tetapi harus berani bertanggung jawab sekalipun mengandung resiko bagi dirinya. Menurut Buhler dan Allen dalam Lubis (2011).

Kelebihan Terapi Eksistensial-Humanistik

  1. Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
  2. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
  3. Memanusiakan manusia.
  4. Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sos
  5. Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa

Kelemahan Terapi Eksistensial-Humanistik

  1. Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
  2. Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas.
  3. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
  4. Memakan waktu lama.
 Sumber:

Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Eresku.

Lubis, Lumongga Namora. (2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik.  Jakarta: Kencana Prenada Media Group

TEKNIK-TEKNIK TERAPI PSIKOANALISIS

  1. Asosiasi bebas

Terapi asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu. Pasien secara bebas mengungkapkan segala hal yang ingin dikemukakan, termasuk apa yang selama ini ditekan di alam bawah sadar. Pasien mengungkapkan tanpa dihambat atau dikritik. Namun, ada hal yang menjadi salah satu hambatannya yaitu pasien melakukan mekanisme pertahanan diri saat mengungkapkan hal, sehingga tidak semua hal bisa terungkap. Maka, pasien diminta untuk berbaring di dipan khusus dan psikoanalisnya duduk di belakang. Pasien dan psikoanalis tidak berhadapan langsung, sehingga diharapkan pasien dapat mengungkapkan pikirannya tanpa merasa terganggu, tertahan, atau terhambat oleh terapis.

2. Penafsiran

Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk menganalisis teknik-teknik yang lainnya. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.

3. Mimpi

Adalah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada pasien atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi merupakan jalan keluar menuju kesadaran karena pada saat tidur, semua pemikiran yang ditekan di alam bawah sadar bisa muncul ke permukaan. Pada teknik ini difokuskan untuk mimpi-mimpi yang berulang-ulang, menakutkan, dan sudah pada taraf mengganggu.

4. Analisis Resistensi

Adalah dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada pada pasien sehingga pasien bisa menyadari alasan timbulnya resitensi tersebut. Setelah klien bisa menyadarinya, pasien bisa menanganinya dan bisa mengubah tingkah lakunya.

5. Analisis Transferensi/Pengalihan

Adalah teknik utama dalam terapi psikoanalis karena dalam teknik ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan pasien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya.

Dari kelima jenis teknik terapi ini saya lebih suka teknik analisis mimpi karena menurut saya semua orang pasti akan bermimpi, jadi terapi dengan menggunakan analisis mimpi sangat menarik untuk dilakukan pada terapis dan sangat mudah untuk diterapkan.

Referensi:

Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality (7th ed.). New York: McGraw-Hill.

Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia.

 

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TERAPI PSIKOANALISA

 

Metode yang digunakan dalam terapi psikoanalisis/psikoanalisa

  1. Hipnotis

Awal kemunculan hipnotis diperkirakan sekitar tahun 1700-an, ketika itu, seorang dokter Wina bernama Franz Anton Mesmer memperlihatkan suatu teknik animal magnetism, tapi kemudian berubah menjadi hipnotisme karena penekanan dari teknik tersebut dialihkan untuk menimbulkan suatu keadaan kesadaran yang berubah melalui sugesti verbal. Pada abad ke-19, Jean-Martin Charcot, seorang dokter Prancis yang hidup sekitar tahun 1825-1893 itu melihat hipnotis sebagai cara untuk membantu orang-orang supaya menjadi santai. Pada tahun yang tidak diketahui, di Paris, Charcot melakukan eksperimen dengan menggunakan hipnotis untuk menangani hysteria, yaitu suatu kondisi di mana seseorang mengalami kelumpuhan atau mati rasa yang tidak dapat dijelaskan oleh pelbagai macam penyebab fisik.

  1. Asosiasi Bebas

Free Association, buku karangan Bollas (2002) yang kemudian dialihbahasakan  ke dalam bahasa Indonesia oleh Winarno (2003) menjadi ‘Asosiasi Bebas’ merupakan acuan utama dalam menjabarkan hal ihwal asosiasi bebasnya Freud. Dalam buku setebal seratus halaman tersebut, asosiasi bebas secara sederhana didefinisikan sebagai bicara bebas, yaitu sesuatu yang tidak lebih dari berbicara tentang apa yang terlintas dalam pikiran, beralih dari satu topik menuju topik lain dalam suatu urutan yang bergerak bebas serta tidak mengikuti agenda tertentu.

  1. Analisis Mimpi

Mimpi, dipercaya Freud sebagai “jalan yang sangat baik menuju ketaksadaran”. Hal tersebut didasari kepercayaan Freud bahwa mimpi itu perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang tersamar. Dalam hal ini, mimpi mengandung muatan manifes atau manifest content dan content latent atau  muatan laten. Yang disebut pertama merupakan materi mimpi yang dialami dan dilaporkan. Sedangkan yang disebut kemudian, ialah materi bawah sadar yang disimbolisasikan atau diwakili oleh mimpi.

  1. Transferensi

Dalam psikoanalitik Freud, transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketaksadaran pasien karena alat ini mendorong pasien untuk menghidupkan kembali pelbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya.

  1. Penafsiran

Penafsiran itu sendiri adalah penjelasan dari psikoanalis tentang makna dari asosiasi-asosiasi, berbagai mimpi, dan transferensi dari pasien. Sederhananya, yaitu setiap pernyataan dari terapis yang menafsirkan masalah pasien dalam suatu cara yang baru. Penafsiran oleh analis harus memperhatikan waktu. Dia harus dapat memilah atau memprediksi kapan waktu yang baik dan tepat untuk membicarakan penafsirannya kepada pasien

Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Psikoanalisis

Kelebihan dari terapi psikoanalisis adalah memiliki dasar teori yang kuat, terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien dan bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya. Sedanagkan kekurangan dari terapi psikoanalisis ini dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melaukan terapi sehingga bisa membuat klien jenuh dan memakan biaya yang banyak bagi klien.

Daftar Pustaka

Gunarsa, Singgih. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.  BPK Gunung Mulia.

Komunikasi Organisasi

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.Definisi Komunikasi

Komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya “membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih”. Dalam pengertian secara khusus mengenai komunikasi itu sendiri menurut HovlandKomunikasi adalah “proses mengubah perilaku orang lain”. Banyak ahli di dunia juga memberikan sumbangan pemikiran tentang komunikasi

Menurut Shannon & Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Raymond S. Ross menjelaskan komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.

Prof. Dr. Alo Liliweri, Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. Bernard Berelson & Gary A. Steiner menjelaskan komunikasi adalah Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol -kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yg disebut dengan komunikasi.

Dari beberapa pengertian komunikasi yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan mencapai kesepakatan dan kesamaan persepsi satu sama lain, biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih.

 

2. Definisi Organisasi

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua  orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.

Dari beberapa pengertian tentang organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa, organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

 

3. Definisi Komunikasi Organisasi

Goldhaber (1986), memberikan pengertian komunikasi organisasi yang artinya sebagai berikut, Komunikasi organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Sama dengan pemaknaan organisasi, dalam memaknai akan pengertian komunikasi itu sendiri banyak para ahli yang mencoba memberikan pengertiannya dengan persepsi mereka masing-masing. Termasuk diantara yaitu persepsi Redding dan Sanborn, mereka mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.

Sedangkan Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Unsur-Unsur Komunikasi

  • Komunikator (communicator)

yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.

  • Menyampaikan berita

dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.

  • Berita-berita yang disampaikan (message)

dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.

  • Komunikan (communicate)

yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita.

  • Tanggapan atau reaksi (response)

dalam bentuk jawaban atau reaksi.

Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.

 

B. Jenis-jenis Komunikasi Dalam Organisasi

jenis-jenis komunikasi dalam organisasi terdiri dari:

 

  1. Komunikasi Internal

Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen]. Komunikasi internal terdiri dari dua dimensi yakni komunikasi vertical, dan komunikasi horizontal.

  • Komunikasi Vertikal

Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication]. Komunikasi vertical ada dalam bentuk komunikasi kebawah dan komunikasi keatas. Fungsi komunikasi kebawah antara lain :

a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.

b. Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.

c. Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif

Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Contoh : pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.

Sedangkan fungsi komunikasi keatas antara lain :

a. Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan.

b. Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.

Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan. Contoh : staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.

  • Komunikasi horizontal

Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal.

Fungsi komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.

  • Komunikasi Diagonal (Cross Communication)

Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.

 

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak umum di luar organisasi.

 

C. Empat Jenis Arah Komunikasi Dalam Organisasi

  • Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas dalam organisasi merupakan jenis informasi yang mengalir dari tingkat bawahan ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan, diantara alasan itu ialah:

a. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh  mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.

b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.

c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasioperasi sebenarnya.

d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi.

e. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.

f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.

  • Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah ini merupakan sebuah komunikasi yang mengalir dari tingkat atasan (jabatan yang lebih tinggi) kepada tingkat yang lebih rendah (jabatan yang lebih rendah). komunikasi kebawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu:

a. Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu

b. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan

c. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional

d. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan

e. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu   organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu kelemahan saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepada para bawahan.

 

  • Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang posisinya setara.

  • Komunikasi informal

Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi. Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan. Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
D. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

  1. Hambatan

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

  • Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
  • Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
  • Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
  • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
  • Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
    1. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

  1. Hambatan Semantik

Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun internasional), adanya istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.

  1. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.

  1. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.

E. Konsep Kunci Komunikasi Organisasi

Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: “organizational communication is the process of creating and exchanging messages within a network of independent relationship to cope with environmental uncertainty”. Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti.
Dari definisi tersebut terdapat 7 konsep kunci, yaitu proses, pesan, jaringan, ketergantungan satu sama lain, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Berikut ini merupakan konsep kunci komunikasi organisasi (Muhammad: 2005)

  • Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.

  • Pesan

Yang dimaksudkan dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi, seseorang
harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi nama pada gambaran tersebut dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.

  • Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya 2 orang, beberapa orang atau bahkan seluruh organisasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi banyak faktor, antara lain: hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dan arus pesan, dan isi dari pesan.

 

  • Ketergantungan

Keadaan saling tergantung satu bagian dengan bagian yang lain dalam satu organisasi telah menjadi sifat suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian yang lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem organisasi. Begitu pula halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi perlu dukungan untuk saling melengkapi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

  • Hubungan

Karena organisasi merupakan suatu system terbuka, system kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai pada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.

  • Lingkungan

Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembauatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan menjadi lingkungan internal (karyawan, staf, golongan fungsional dari organisasi dan komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk, dsb) dan lingkungan eksternal (pelanggan, pesaing dan teknologi).

  • Ketidakpastian

Ketidakpastian merupakan perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian serta pengembangan organisasi. Ketidakpastian dalam suatu organisasi juga disebabkan terlalu banyak informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh karena itu salah satu tugas utama komunikasi organisasi adalah menentukan dengan tepat banyaknya informasi yang diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.

 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.

Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi non verbal atau bahasa(gerak) tubuh.Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara keduanya

 

Referensi :

https://lianurbaiti.wordpress.com/2015/01/27/pentingnya-komunikasi-dalam-manajemen-2/

http://juniarwibisana.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-komunikasi-dalam.html

Munandar. A.S. (2001). Psikologi Industri dan organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

 

Perencanaan/Struktur Organiasi

Nama Perusahaan: Dusel.Pro

Deskripsi Perusahaan: Dusel.Pro merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan celana jeans, T-shirt, Tas, dan Sepatu. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 15 september 2013. Meskipun masih baru namun Dusel.Pro sudah banyak digunakan dan diketahui oleh masyarakat. Dusel.Pro mengedepankan kepuasan pelanggan dan kecepatan perkerjaannya adalah prioritas perusahaan kami. Celana jeans, T-shirt, tas, dan sepatu yang digemari kalangan anak muda dengan desain terkini serta bisa desain sendiri dan bisa digunakan untuk segala acara dan waktu. Perusahaan Dusel.Pro sangat diminati oleh kalangan remaja ataupun kalangan lainnya. Dengan cabang yang semakin melebar diseluruh daerah membuat perusahaan Dusel.Pro makin diminati masyarakat. Store pusat kami berada di jalan Kemang raya 2 No.31.

Tujuan Perusahaan:

  • Membuat Produk dalam negeri Go-International
  • Membuat produk yang dapat dipakai semua kalangan tidak hanya anak muda.
  • Memprioritaskan produk dalam negeri
  • Membuat produk yang terjangkau harganya.

Visi :

  • Menjadi merk celana jeans yang memiliki kualitas terbaik dengan harga yang murah.

Misi :

  • Memberikan pelanggan kepuasan tertinggi dari segi kualitas, mutu, dan ketepatan waktu pengerjaan pesanan.
  • Memberikan layanan yang maksimal kepada konsumen dan juga pelanggan secara maksimal
  • Membuat produk dalam negeri dikenal oleh seluruh dunia.
  • Menciptakan desain-desain Terbaik dan Termodis.

 

Untitled-1